Jumat, 12 Februari 2010

HATI HATI MENCABUT GIGI

Benarkah cabut
gigi itu berbahaya dan bisa
berakibat fatal? "Prinsipnya,
cabut gigi itu aman dan tidak
berbahaya, kok," kata drg
Benny Poliman, MKes, dari RS
Mitra Keluarga Kelapa Gading,
Jakarta. Sebagai ilustrasi,
setiap hari, di seluruh dunia,
ribuan kali dilakukan
pencabutan gigi, dan buktinya
aman-aman saja. Kalaupun ada
yang kemudian menjadi fatal,
bisa jadi itu hanya kasus.
Misalnya, ternyata pasien
punya penyakit berat tertentu
sebelumnya.
Gigi memiliki beberapa bagian,
antara lain email sebagai
bagian terluar, lalu di
bawahnya ada dentin, dan
bagian paling dalam adalah
pulpa. Jika yang rusak email-
nya, masih bisa ditambal.
Begitu pula bila yang rusak
bagian dentin, masih bisa
dirawat.
Namun, jika yang rusak adalah
bagian pulpa, maka harus
dilakukan perawatan saraf.
Pulpa adalah suatu rongga di
bawah dentin, di mana di
dalamnya terdapat berbagai
elemen jaringan seperti
pembuluh darah dan
persarafan.
"Masih belum dicabut, tapi
harus dilakukan perawatan
saraf. Sebetulnya, meskipun
tinggal akar dan dalam kondisi
mati, gigi masih bisa
dipertahankan. Cuma, biaya
perawatannya memang mahal.
Semuanya tergantung pasien.
Dokter memberi informasi,
pasien sendiri yang
menentukan," lanjut Benny.
Dibereskan dulu
Gigi harus dicabut karena
berbagai alasan. Pada
beberapa kasus, jika gigi tidak
dicabut, maka bisa terjadi focal
infection. "Bakteri dari gigi
busuk bisa terbawa peredaran
darah ke mana-mana, ke
organ tubuh vital seperti
jantung atau ginjal dan organ-
organ lainnya," kata Benny.
Namun, gigi juga tak boleh
dicabut sembarangan. "Harus
sesuai prosedur. Pasien harus
ditanya terlebih dulu, apakah
memiliki riwayat penyakit dalam
seperti diabetes atau darah
tinggi. Penyakit diabetes,
misalnya, akan memengaruhi
penyembuhan luka, selain
ditakutkan bisa menyebabkan
infeksi. Contoh lain, pada
penderita hipertensi, yang
bisa menyebabkan
perdarahan," kata Benny.
Sering kali pasien tidak
menyampaikan atau bahkan
tidak tahu riwayat penyakit
yang ia punya. "Ini yang
kadang-kadang membuat
dokter kecolongan dan bahkan
berakibat fatal. Cabut gigi,
kan, termasuk operasi juga.
Jadi, sebaiknya standar
prosedurnya dilakukan dengan
benar," jelas dokter gigi yang
juga praktik di RS Royal
Trauma, Jakarta Barat, ini.
Pasien yang baru saja
menjalani operasi besar
seperti jantung, atau pasien
yang tengah menjalani
perawatan kanker, juga tak
bisa sembarangan mencabut
gigi. Jika pasien ternyata
memiliki penyakit-penyakit
"berat" seperti di atas, atau
baru saja menjalani operasi
besar (misalnya operasi by
pass), maka pencabutan gigi
harus dikonsultasikan dengan
dokter penyakit dalam yang
merawatnya, atau malah
ditunda. "Biasanya, sih,
sebelum operasi besar,
seperti operasi by pass,
dilakukan check up
menyeluruh, termasuk gigi.
Kalau tidak, bisa repot," kata
Benny.
Prinsipnya, sebelum menjalani
operasi yang besar,
sebaiknya giginya dibenarkan
terlebih dulu. "Pasalnya,
setelah operasi, pasien harus
beristirahat lama untuk
perawatan pasca-operasi. Jika
terjadi apa-apa dengan gigi
pada masa perawatan ini,
maka tidak bisa dilakukan
perawatan gigi."
Atau pada pasien kanker yang
harus menjalani perawatan
dengan penyinaran. "Setelah
penyinaran, maka selama 5
tahun tidak boleh dicabut
giginya. Kalau ada gigi yang
bolong atau jelek, sebaiknya
dibereskan dulu sebelum
penyinaran. Jika tidak, bisa
terjadi osteoradionekrose.
Pada pasien penyakit jantung
yang diberi obat pengencer
darah, jika ada gigi yang
harus dicabut, maka 5 hari
sebelum dan sesudah
pencabutan, ia harus berhenti
minum obat pengencer darah.
Dan harus dikonsultasikan
dengan dokter jantung," papar
Benny lagi.
Pilihan terakhir
Pergi ke dokter gigi, bagi
kebanyakan orang, memang
masih merupakan "momok".
"Kebanyakan orang jarang ke
dokter gigi, kecuali giginya
sudah sangat mengganggu dan
sakitnya tidak hilang-hilang.
Biasanya, mereka sudah
mencoba minum obat painkiller
(penghilang rasa sakit) lebih
dulu. Kalau tidak sembuh juga,
barulah dia ke dokter gigi,"
kata Benny.
Meminum obat-obatan
painkiller memang boleh-boleh
saja. "Sebetulnya enggak apa-
apa. Obat-obat painkiller itu,
kan, dijual bebas di apotek
dan bukan hanya untuk sakit
gigi saja. Tapi, minum obat-
obatan painkiller tidak akan
menyembuhkan sakit giginya.
Mengurangi rasa sakit iya, tapi
tidak menyembuhkan. Jika
terjadi infeksi pada gigi, maka
gigi harus dibersihkan
kumannya, yang busuk
dibuang, lalu diberi antibiotik,
dan sebagainya."
Prinsipnya, gigi harus
dipertahankan karena dengan
berkurangnya gigi, fungsi
pencernaan akan terganggu.
"Pencabutan gigi sebetulnya
merupakan pilihan terakhir,"
pungkas Benny. (Nova/Hasto
Prianggoro)

0 komentar:













Review http://sarmayas-menujusukses.blogspot.com on alexa.com



Image and video hosting by TinyPic

  © http://sarmayas-menujusukses.blogspot.com